Arkeologi Indonesia, NALAR – Kawasan karst Maros-Pangkep kembali menggemparkan dunia lewat penemuan lukisan tertua di Dunia yang berusia 51.200 Tahun di Leang Karampuang. Jauh lebih tua dari lukisan tertua sebelumnya yang “hanya” berusia 45.500 tahun yang lalu di temukan Leang Tedongnge. Penemuan ini merupakan temuan lukisan pertama di dunia yang berusia 50.000 tahun yang lalu.
Uniknya lukisan ini diyakini sebagai salah satu gambar yang telah memiliki cerita antara manusia dan hewan. Lukisan tersebut menggambarkan objek yang diduga manusia sedang berinteraksi dengan seekor babi hutan. Menurut A.A Oktaviana, lukisan ini menjadi salah satu bentuk komunikasi manusia di masa prasejarah.
Gua karampuang sendiri ditemukan tahun 2017 oleh tim dari Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan (saat ini bernama Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIX). Penelitian ini merupakan sebuah penelitian kolaborasi dari berbagai instansi, termasuk beberapa kampus seperti Griffith University, Southern Cross University, Universitas Hasanuddin, Institute Teknologi Bandung, Badan Riset dan Inovasi Nasional, Museum dan Cagar Budaya, Center for Prehistory and Austronesian Studies, dan Korpala Unhas. Hasil dari penelitian ini kemudian diterbitkan pada jurnal Nature, sebuah jurnal bereputasi tinggi.
Bagaimana cara menentukan usia lukisan di Leang Karampuang?
Untuk menentukan usia dari lukisan tersebut para peneliti melakukan analisis menggunakan metode yang lebih mutakhir. Mereka mengembangkan metode baru yang disebut LA-U Series, berbeda dengan metode sebelumnya yang menggunakan Uranium Series. LA-U Series menggunakan teknik laser untuk mengambil sampel kecil dari lapisan kalsit yang menutupi lukisan, kemudian mengukur isotop uranium dan thorium di dalamnya. “Metode ini akan merevolusi metode analisis pertanggalan seni cadas”, ucap Profesor Aubert
Terdapat empat titik pengambilan sampel untuk menentukan usia lukisan. Sampel pada lukisan manusia yang kemudian memberikan angka minimal 51.500 tahun yang lalu. Sedangkan bagian yang lain menunjukkan usia yang lebih muda. Selain itu, dalam artikel tersebut dilakukan penanggalan ulang di Leang Bulu Sipong 4 yang meghasilkan usia 48.000 tahun yang lalu. Lebih tua 4.000 tahun dibandingkan peninggalan sebelumnya.
Penemuan ini semakin mengukuhkan posisi Indonesia sebagai salah satu hunian awal manusia prasejarah. Hasil penelitian ini memberikan bukti bahwa manusia purba di Sulawesi telah menjadi salah satu tempat awal seni berkembang di dunia. Usia ini lebih jauh dibandingkan temuan di Eropa yang diyakini menjadi lokasi seni pertama di dunia. Temuan ini memberikan bukti bahwa manusai prasejarah di Indonesia, khususnya Sulawesi telah memiliki seni artistik yang tinggi pada masanya.
Saat ini, kawasan karst Maros Pangkep memiliki 3 lukisan tertua di dunia, yakni Leang Karampuang (51.500), Leang Bulu Sipong 4 (48.000) dan Leang Tedongnge (45.500). Dan tidak menutup kemungkinan dimasa depan masih dijumpai lukisan tertua lainnya di tempat lain. Apalagi kawasan ini masih menyimpan ratusan gua yang memiliki gambar cadas.
Penemuan lukisan tertua ini merupakan salah satu penanda penting kawasan Indonesia di masa lampau. Lukisan tersebut gambaran tentang perkembangan budaya di Nusantara. Saat ini, merupakan tugas kita semua untuk melestarikan warisan nenek moyang kita yang telah diwariskan. Mari kita jaga bersama!
Referensi
Oktaviana, A.A., Joannes-Boyau, R., Hakim, B. et al. Narrative cave art in Indonesia by 51,200 years ago. Nature (2024). https://doi.org/10.1038/s41586-024-07541-7