Home Naledi: Makhluk Pertama yang Menemukan Api?

Related Articles

Nalar – Arkeologi Indonesia, Jika ditanya siapa yang pertama kali menemukan api sebagai suatu alat? maka saya akan menceritakan sebuah kartun yang tak asing lagi bagi kita. Pertanyaan terkait api mengantarkan saya kepada serial kartun Spongebob episode 54 “Ugh”. Episode tersebut menceritakan SpongeGar, Patar, dan Squog (leluhur SpongeBob, Patrick, dan Squidward) ketika pertama kali menemukan api. Kala itu, SpongeGar dan Patar memainkan sebuah kayu lalu bertepuk tangan berkali-kali untuk menghentikan dan memulai hujan. Akan tetapi, tepuk tangan yang terakhir malah memunculkan petir. SpongeGar dan Patar panik. Tiba-tiba ada petir lagi, dan Squog melihat SpongeGar dan Patar terbaring tidak sadarkan diri, dan juga ada api di kayu yang sebelumnya mereka mainkan.

SpongeGar dan Patar bangun dan ketakutan dengan api tersebut. Mereka bertiga mencoba menaruh tangan mereka di api dan tentu saja merasa kesakitan. Namun, Patar menyukai rasa tangannya setelah ditambahkan garam. Squog dan temannya itu sedang lapar dan mengambil dua tumbuhan tapi dia tersandung dan melemparkannya ke dalam api.

SpongeGar melihat tongkat yang dipegang Squog dan tumbuhan yang ada di dalam api. Lalu ia mendapat ide menusuk tumbuhan yang ada di dalam api menggunakan tongkat kemudian memakannya. SpongeGar menyukainya, dan ketika Squog mencobanya dia menyukainya juga dan memuji kepintaran SpongeGar. SpongeGar, Patar, dan Squog mulai mengambil berbagai benda dari alam untuk dimasak dan dimakan. Mereka gembira dengan penemuan mereka. SpongeGar, Patar, dan Squog adalah para penemu api dalam dunia fiksi.

Namun siapa penemu api di dunia nyata dan bagaimana awal mula api ditemukan? Jawaban pasti dari pertanyaan tersebut masih menjadi perdebatan di kalangan para ilmuwan.

Kemudian Apa Peran Api ?

Sebab api adalah salah satu hal yang mendorong evolusi manusia. Api memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Selain untuk memasak makanan, api digunakan untuk membuat senjata, alat penerang, dan peralatan lain yang lebih efektif. Memahami siapa dan bagaimana api ditemukan dapat membantu para ilmuwan untuk mencari tahu peran api. Apakah dan bagaimana api berkontribusi pada peristiwa besar dalam evolusi tubuh dan pikiran manusia.

Beberapa penelitian terkait kapan dan bagaimana awal mula penggunaan api tengah dilakukan oleh beberapa ilmuwan, seperti arkeolog Sarah Hublik, dan geoarkeolog Chazan bersama rekan-rekannya. Selain itu, hadir pula sebuah hipotesa bahwa api ditemukan pada masa paleolitikum saat kehidupan Homo Erectus berlangsung.

Hal tersebut berdasarkan pernyataan dari ahli evolusi biologi, Richard Wrangham. Ia menyatakan bahwa saat manusia mulai memasak secara teratur, terdapat perubahan biologis. Morfologi usus dan gigi akan mulai berubah menjadi lebih cocok dengan makanan yang dimasak. Wrangham merujuk pada penelitian yang menunjukkan bahwa wanita modern yang mengikuti pola makan makanan mentah itu seringkali tidak mengalami menstruasi–sesuatu yang jelas dibutuhkan untuk perkembangbiakan spesies, yang kemudian menunjukkan perbedaan evolusi tubuh Homo Erectus dan nenek moyangnya. Meskipun demikian, dugaan-dugaan yang ada masih menjadi perdebatan dan belum ada penemuan ilmiah yang dapat mendukungnya.

Homo Naledi, Manusia Pertama Menemukan Api

Selain hipotesa di atas, baru-baru ini muncul dugaan terbaru atas penelitian yang dilakukan oleh paleoantropolog terkenal, Lee Berger dan timnya. Mereka melahirkan sebuah hipotesa bahwa Homo Naledi adalah makhluk pertama yang menemukan api. Homo Naledi adalah spesies manusia purba yang ditemukan pada tahun 2013 di Gua Rising Star, Cradle of Humankind, Afrika Selatan yang berasal dari Pleistosen Tengah 335.000–236.000 tahun yang lalu. Menurut Berger, Homo Naledi tidak hanya mengambil api dari sumber alam, tetapi mereka juga membuatnya. Berger sangat yakin dengan penemuannya sebagaimana yang ia sampaikan kepada Jurnalis Debora Patta,

Lee Berger menunjukkan sebuah tengkorak hominid bernama Leti yang ditemukan di dalam Gua di Situs Warisan Dunia Cradle of Humankind. Sumber. www.cbsnews.com

“I looked up. And I realized the ceiling was black. It was burnt and It was covered in soot. It had been right above our heads the entire time.”

Bukti yang Berger dapatkan tersebut tak dapat dibantah lagi, menurutnya. Namun, ahli paleoantropolog itu tetap mendapat kritik tajam atas hipotesanya. Beberapa ahli berpendapat bahwa tidak mungkin menelusuri ruangan yang kompleks tanpa cahaya. Selain itu, Berger menyampaikan juga bahwa alasan lain mereka tidak percaya dengan penemuan tersebut. Homo Naledi memiliki otak yang kecilnya hanya lebih besar daripada otak simpanse. Dengan otak itu tidak mungkin mereka bisa menggunakan api. Terlepas dari kritikan beberapa pihak, penemuan Berger dan timnya tersebut merupakan penemuan penting. Hal ini dapat berkontribusi terhadap pemahaman kita tentang sejarah manusia.


[1] Amber Dance, 2017, Uncovering Ancient Clues to Humanity’s First Fires, Sapiens.org

[2] Amber Dance, 2017, Uncovering Ancient Clues to Humanity’s First Fires, Sapiens.org

[3] Liputan Debora Patta. Jurnalis CBS NEWS dari Afrika Selatan, Pre-human ancestor believed to have used fire as a too, researchers say

[4] https://en.wikipedia.org/wiki/Homo_naledi

[5] Liputan Debora Patta. Jurnalis CBS NEWS dari Afrika Selatan, Pre-human ancestor believed to have used fire as a too, researchers say

More on this topic

Comments

Advertisment

Popular stories