Senjakala Leang Tedongnge, Lukisan Tertua di Dunia

Related Articles

NALAR – Arkeologi Indonesia, Pertengahan tahun 2021, dunia akademik digegerken oleh penemuan lukisan tertua di dunia. Sorot dunia begitu cepat tertuju pada satu lembah kecil di Sulawesi yang bernama Biku. Lembah yang dikelilingi oleh bukit-bukit karst. Di sanalah para arkeolog menemukan lukisan tertua saat ini, suatu gambar babi yang dijumpai di Leang Tedongnge.

Sebelumnya, Kampung Biku hanyalah perkampungan kecil yang terkurung oleh karst di wilayah Pangkep, Sulawesi Selatan. Akses menuju ke kampung ini sangatlah sukar. Butuh waktu setidaknya 3 jam lamanya mendaki bukit bebatuan untuk melihat lembah ini. Para penduduknya hidup dengan hasil bumi mereka. Kini Kampung Biku menjadi salah satu surga yang diincar para arkeolog.

Sebelum cerita tersebut bermula, gua ini digunakan warga sekitar untuk melindungi tedong ‘sebutan untuk kerbau’ mereka dari pengaruh cuaca. Itulah mengapa gua ini diberi nama Leang Tedongnge yang berarti Gua Kerbau.

Saya yakin, Anda menjadi salah satu orang yang takjub dan bangga akan usia lukisan tersebut. Atau sebaliknya, Anda berada di sisi seberang. Ya, memang masih banyak pula yang sangsi dengan usia 45.500 tahun. “Bukankah itu sangat atau bahkan terlalu tua?”. Bahkan ada yang berpendapat belum ada manusia pada zaman tersebut. Banyak keraguan yang mengiringi keabsahan data tersebut.

Bagaimana Menentukan Umur Lukisan Tertua di Dunia?

Lalu, bagaimana cara peneliti memperoleh angka 45.500? Apakah mereka menentukan angka tersebut secara asal-asalan saja? Ternyata untuk memperoleh angka tersebut, mereka menggunakan perhitungan yang sangat ilmiah. Melalui analisis laboratorium yang cukup rumit, mereka memperoleh tingkat keakuratan data yang sangat tinggi dan cukup sulit dibantahkan.

Lukisan Babi Sulawesi di Leang Tedongnge

Para peneliti biasanya akan mengawali proses dengan mengambil beberapa sampel di lukisan tersebut. Mereka tidak mengambil secara sembarangan. Ada beberapa syarat khusus dalam pengambilan sampel. Bagian yang mereka ambil ialah bagian cave popcorn. Cave popcorn merupakan bagian pengendapan mineral yang mengeras dan terlihat seperti “jerawat” atau tonjolan di atas lukisan. Jerawat inilah yang menjadi bahan analisis laboratorium, dan diuraikan dengan senyawa yang disebut uranium. Hasil dari analisis tersebut yang menghasilkan angka pasti dari suatu lukisan.

Fakta ini menunjukkan bahwa manusia tersebut memiliki tingkat kecerdasan yang sangat tinggi. Orang-orang pada masa tersebut akan memilih bahan alami yang sampai saat ini mampu bertahan puluhan ribu tahun lamanya.

Siapa yang menggambar lukisan itu?

Lalu, siapa yang menggambar babi tersebut? Ini merupakan salah satu pertanyaan yang sangat menimbulkan rasa penasaran. Memang, saat ini belum ada manusia yang seusia gambar babi tersebut. Satu-satunya fosil manusia yang dijumpai berada di kawasan ini berusia 22.500 tahun yang lalu. Umurnya terlalu “muda” dibandingkan usia gambar tersebut. Adam Brumm, arkeolog yang berasal dari Australia mengemukakan bahwa kemungkinan besar orang yang menggambar adalah ras austromelanesid. Sejauh ini, fosil dari Leang Bettue tersebut merupakan yang tertua di kawasan ini. Ketiadaan temuan fosil manusia membuat keraguan muncul kembali untuk mempertanyakan angka tersebut.

Penemuan akbar yang dijumpai di Pulau Kalimantan, tepatnya di Leang Tebo Kawasan Sangkulirang Mangkulahat memberikan jawaban yang lebih dari cukup. Fosil manusia modern yang pertama kali mempraktekan operasi di dunia. Fosil tersebut setidaknya berusia 31.000 tahun yang lalu. Bukti manusia tertua yang menghuni wilayah ini ialah temuan rangka manusia dari laos dengan usia 86.000 tahun yang lalu.

Setidaknya, ini menjadi bukti kuat bahwa manusia telah hadir di muka bumi pada puluhan ribu tahun lalu. Bukan tidak mungkin, penelitian yang akan datang memberikan jawaban yang lebih konkret siapa yang melukis di Leang Tedongnge.

Senjakala Lukisan Tertua di Dunia

Usia lukisan di Leang Tedongnge telah memecahkan rekor sebagai lukisan tertua di dunia. Bahwa lukisan ini merupakan penanda kuat peradaban dunia timur jauh lebih maju dibandingkan peradaban barat. Kita bukan bangsa yang terbelakang, tetapi yang setara bahkan lebih dibandingkan orang barat. Peradaban maju kita telah berlangsung kurang lebih 45.500 tahun lamanya.

Leang Tedongnge pernah menggebrak dunia dua tahun lalu. Gambar babi ini menjadi perhatian bagi para peneliti dari seantero dunia. Namun, beberapa bulan ini nyaris tidak ada perbincangan lagi, bak angin lalu di musim kemarau. Nampaknya ia menjadi tema diskusi bagi kalangan terbatas saja.

Kesan yang hadir di Leang Tedongnge bukanlah perdebatan tentang benar atau tidaknya sebagai lukisan tertua di dunia. Namun, apa yang dapat dipetik dari angka tersebut. Kita harus mengambil pelajaran bahwa bangsa kita bukanlah bangsa yang inferior. Namun, bangsa kita justru merupakan bangsa yang besar pada masa lampau, dan seharusnya tetap menjadi bangsa yang besar.

Ya, begitulah senjakala lukisan tertua di dunia hari ini.

More on this topic

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Advertisment

Popular stories