Gua Prasejarah Kalimantan: Membuka Jejak Peradaban Manusia

Related Articles

Nalar – Arkeologi Indonesia, Berangkat dari filosofi jejak, di mana setiap jejak pasti punya cerita dan kesan tersendiri. Entah itu sifatnya berupa kebahagiaaan, kesedihan, maupun pengalaman paling berharga yang pernah didapatkan. Saya lebih suka memaknai jejak sebagai entitas yang hadir setelah terjadinya sebuah peristiwa. Bermula saat melakukan plesiran di kawasan karst Maros-Pangkep Dalam rangka melakukan pengumpulan data di gua prasejarah atau rumah bagi para manusia modern awal. Saat itu tak sengaja nampak jejak tapakan sepatu dari salah satu kawan.

Bersamaan dengan itu, terlintas secerca ide dari benak penulis yang melihat bahwa, dari tapak sepatu tersebut, apabila dibandingkan dengan temuan yang berasal dari masa lalu, kemungkinan terdapat kesamaan. Sebagaimana peradaban yang akan selalu meninggalkan jejaknya. Kesamaannya ialah dibalik itu tercipta sebuah jejak yang punya makna dan cerita tertentu yang sampai kini masih berusaha diungkap oleh para peneliti.

Oleh karena itu, kontemplasi mengenai jejak kali ini akan ditujukan kepada salah satu pulau terbesar yang ada di Nusantara. Pulau tersebut ialah pulau Kalimantan, atau biasa juga disebut dengan pulau Borneo.

Kekayaan Borneo Yang Melimpah

Pulau ini memiliki area yang sangat luas dan kaya akan sumber daya alam. Terdiri dari dimensi bentang alam yang beragam, mulai dari area pesisir, ribuan sungai yang membelah daratannya. Hutan hujan tropis yang lebat, hingga area pegunungan yang sekiranya melahirkan banyak komoditi di pulau ini. Pulau ini kemudian menjelma menjadi surga bagi para makhluk hidup yang menghuni pulau tersebut (mongabay.com “Borneo: Profil Lingkungan”).

Selain itu, jika ditilik sedikit mengenai sejarah yang pernah terjadi di pulau ini, dulunya seringkali dilakukan transaksi oleh para pedagang yang datang dari luar, baik dari Eropa maupun dari Asia. Kedatangan orang asing tersebut guna mencari komoditas yang terdapat di pulau ini. Setelah itu, baru kemudian dilakukan transaksi dengan cara tukar menukar barang antar pedagang asing dengan masyarakat asli pulau ini (Suku Dayak).

Bukan hanya pedagang dari Asia ataupun Eropa, orang-orang Melayu pun ikut andil dan mencari lahan-lahan yang cocok digunakan dalam bertani. Dari situ juga kemudian berhasil menemukan sebuah tambang emas, intan, dan lain-lain yang kiranya dapat memenuhi permintaan pasar (Dikutip dari Laporan tahun 2011 tentang Status Lingkungan Hidup Ekoregion Kalimantan).

Tidak berhenti sampai disitu, semakin kesini Kalimantan semakin berkilau. Eksplorasi maupun eksploitasi kian gencar dilakukan. Sejalan dengan itu, benda-benda ataupun hasil karya manusia pada masa lampau juga tak terelakkan. Kini marak dijumpai gambar yang kerap tertera pada dinding gua. Tentunya, hal tersebut memunculkan curiosity mengenai penciptaannya.

Sebaran Gambar di Gua Prasejarah di Kalimantan

Gambar-gambar yang terbilang tua tersebut, tidak hanya ditemukan di pulau Sulawesi, Maluku, dan Papua, melainkan juga terdapat di Kalimantan. Awalnya gambar atau lukisan pada dinding gua, mulai terkuak setelah perjalanan yang dilakukan oleh tim gabungan Indonesia-Prancis (Le-Kalimanthrope) di pulau Kalimantan.

Tim gabungan yang terdiri Pindi Setiawan, Luc Henry Fage, dan Jean Michael Chazine melakukan penjajakan di Kalimantan. Mereka berhasil menemukan gambar cap tangan dan motif hewan di Gua Prasejarah Mardua. Gua ini merupakan yang pertama ditemukan di wilayah Kalimantan Timur, tepatnya di Kabupaten Kutai Timur. Setelahnya, menyusul gua lainnya yang juga terdapat lukisan di dalamnya l, yaitu Gua Payau, Gua Masri, Guat Tengkorak. Serta Gua Ham, Gua Kurang Tau, Liang Sara, Gua Ilas Kenceng, dan Gua Tewet.

Sebagaimana juga dalam tulisan yang bertajuk “Distribusi dan Sebaran Situs Gambar Cadas di Indonesia:Sintesis Penelitian”, oleh Yadi Mulyadi. Ia mengemukakan bahwa di Kalimantan, tepatnya di kawasan karst Sangkulirang Mangkalihat terdapat lukisan purba di dunia. Tercatat ada ribuan gambar yang terdiri dari cap tangan dan gambar fauna. Gambar cap tangan terlihat mendominasi dengan warnah merah dan ungu tua. Teknik pembuatannya dilakukan dengan cara semburan cat, baik lewat mulut ataupun tulang binatang. Sedangkan gambar fauna, terdiri dari rusa tak bertanduk, geko (toke’, kadal, buaya), dan kura-kura.

Lukisan purba Bukan hanya ditemukan di Kalimantan Timur. Namun juga di provinsi lainnya seperti di Kalimantan Barat dan Selatan juga terdapat gua yang didalamnya tertera gambar. Gua tersebut ialah Liang Kaung (Kalimantan Barat) dan Liang Bangkai (Kalimantan Selatan) (Sugiyanto, 2014). Namun gambar yang tertera di kedua wilayah tersebut tidak sebanyak dan tidak seunik gambar yang ada di Kalimantan Timur.

Gambar Prasejarah, Seni Paling Awal di Kalimantan

Berdasarkan hal tersebut, tampak konsentrasi gambar yang ada di pulau Kalimantan berada di bagian timur. Dari berbagai kajian yang telah dilakukan, terlihat ciri tertentu dan dapat disaksikan beberapa variasi gambar. Mulai dari cap tangan, gambar binatang, perahu, figur manusia, dan bentuk gambar lainnya. Selain itu, diduga bahwa hadirnya gambar tersebut merupakan sebuah seni lukis yang dibuat oleh para leluhur. Untuk menggambarkan aktifitas yang dilakukan sehari-hari, ungkapan emosional yang mengandung nilai keindahan, ada kaitannya dengan kehidupan spiritual, dan sebagai penanda bagi seseorang atau sekelompok tertentu yang pernah mendiami gua-gua yang ada di pulau ini.


Kasnowihardjo, 2008 dalam tulisannya juga menyebutkan bahwa, manusia yang kemungkinan membuat gambar di gua prasejarah tersebut ialah ras Australomelanesid yang hidup pada kisaran 5.000-10.000 tahun silam. Dengan mengacu pada penentuan umur dan kecendrungan proses perpindahan dari ras tersebut. Akan tetapi, hal yang berbeda disampaikan oleh (Sugiyanto, 2010), yang menyebutkan bahwa di Gua Mardua ada dua kelompok yang pernah bermukim. Hal itu dilihat berdasarkan warna dan bentuk gambar. Jadi, bisa dibilang tatkala merenungkan terkait jejak, dan apabila dilihat dari sebaran gambar yang ada di pulau Kalimantan, nampaknya gambar-gambar tersebut merupakan jejak dari para manusia yang telah hidup ratusan atau ribuan tahun yang lalu.

More on this topic

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Advertisment

Popular stories