Sejarah Kemaritiman Kerajaan Sunda

Related Articles

Nalar-National Arkeologi Indonesia– Kerajaan Sunda adalah kerajaan Hindu di Jawa Barat. Keberadaan kerajaan ini muncul dari abad VIII hingga XVI. Selama kerajaan Sunda ada, diketahui telah mengalami empat kali pergantian pusat kerajaan yaitu Galuh, Prahjjan Sunda, Kawal dan Pakwan Pajajaran. Letak pusat kerajaan yang berkuasa ada di pedalaman.

Hal ini tentu saja mempengaruhi aktivitas penduduk penguasa yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Namun, tak bisa dipungkiri sebagian warga juga bermata pencaharian sebagai pedagang.

Selain itu, masyarakat Sunda dibagian pesisir berdagang dengan masyarakat pedalaman. Hubungan dagang ini dilakukan dengan menyusuri sungai hingga mencapai muara sungai. Selain itu, hubungan antara pemukiman pedalaman dan pesisir dihubungkan oleh jaringan jalan.

Kerajaan Sunda dari Kacamata Penjelajah

Dua penjelajah bernama de Barros dan Tome Pires menulis ada enam pelabuhan di bawah kerajaan Sunda. De Barros sendiri menulis Chiamo, Xacatra atau Caravam, Tangaram, Cheguide, Pondang dan Banten. Pada saat yang sama Tome Pires menulis Bantam, Pomdam, Cheguide, Tamgaram, Calapa dan Chemano. Keenamnya disebut diduga merupakan Pelabuhan Banten, Pontang, Cigede, Tamgara, Kalapa, dan Cimanuk.

Tome Pires selanjutnya menjelaskan bahwa setiap pelabuhan memiliki karakteristiknya masing-masing. Pelabuhan Banten terletak di tepi sungai yang melayani perdagangan dari Sumatera hingga ujung timur Maladewa. Sedangkan Pelabuhan Pontang juga terletak di muara sungai dengan komoditas beras dan lada yang diangkut menggunakan Kapal Jung.

Selain Pontang, pelabuhan Cigede juga pelabuhan yang cukup besar dan melayani perdagangan antara Jawa dan Sumatera. Pelabuhan Tamgara sendiri merupakan kota perdagangan dan komoditas sama seperti  di pelabuhan lainnya. Lalu ada pelabuhan Cimanuk merupakan pelabuhan yang tidak terlalu besar namun cukup ramai. Pelabuhan ini sering dikunjungi oleh banyak pedagang muslim dan melayani perdagangan di seluruh Jawa.

Terakhir adalah Pelabuhan Kalapa yang merupakan pelabuhan yang sangat penting bagi Kerajaan Sunda. Jaringan perdagangan yang sangat luas ke berbagai tempat di Indonesia dan Asia Tenggara.

Hasil alam yang menjadi andalan kerajaan Sunda adalah lada yang berkualitas tinggi. Sekitar  tiga ribu pikul  lada diekspor dari Kerajaan Sunda setiap tahun. Selain lada, cabai dan asam jawa menjadi primadona daerah ini. Sekitar seribu kapal memuat cabai dan buah asam setiap tahun.

Budaya Kemaritiman Kerajaan Sunda

Budaya maritim juga tercermin dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Sunda pada masa itu. Selain sebagai pelaut dan pedagang, masyarakat Sunda juga dikenal sebagai nelayan handal. Keahlian mengenal dengan baik kondisi dan arah angin serta gelombang laut. Mereka juga terampil dalam membuat perahu dan kapal yang tahan banting di lautan.

Selain membangun pelabuhan utama, Kerajaan Sunda juga memiliki armada kapal dagang yang kuat dan terkenal di seluruh Nusantara. Para pedagang dan pelaut dari Kerajaan Sunda bahkan diketahui telah mencapai wilayah-wilayah di luar Nusantara. Terutama pada wilayah Asia seperti Filipina, Kamboja, Siam, dan bahkan Cina.

Letak Kerajaan Sunda. Sumber Kaskus

Pada masa itu, masyarakat Sunda juga memiliki adat yang mengatur tentang penggunaan dan pemanfaatan sumber daya laut. Mereka mempercayai bahwa laut adalah sumber kehidupan yang penting dan harus dijaga kelestariannya. Oleh karena itu, mereka memiliki adat-istiadat yang mengatur tentang waktu dan tempat penangkapan ikan. Hingga pada pengaturan jenis-jenis ikan yang boleh ditangkap, dan teknik penangkapan ikan yang ramah lingkungan.

Disampint itu budaya maritim Kerajaan Sunda juga tercermin dalam seni dan budaya lokal. Beberapa jenis seni tradisional seperti tari jaipongan, karawitan, dan angklung memiliki unsur-unsur maritim yang kuat. Baik dalam bentuk gerakan tari dan alat musik yang digunakan. Bahkan, legenda dan cerita rakyat Sunda juga banyak yang berkaitan dengan kehidupan laut. Legenda yang paling populer sampai dizaman sekarang seperti kisah Nyai Loro Kidul dan Sangkuriang.

Di akhir masa, peran pelabuhan dagang mengalami kemunduran. Dalam perkembangannya ada yang melanjutkan, ada yang mundur, berubah fungsi hanya sebagai pelabuhan perikanan. Alasan kemunduran operasi pelabuhan dapat dikaitkan dengan beberapa faktor. Seringkali ini terjadi karena perebutan kekuasaan

Referensi

Nanang Saptono (2017). Aktivitas Kemaritiman Masa Kerajaan Sunda dalam Warisan Budaya Maritim Nusantara. Kumpulan Makalah Pertemuan Ilmiah Arkeologi (PIA) XIV Bogor, 24 – 27 Juli 2017

Mumuh Muhsin Z (2007). Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Tatar Sunda dari Masa Tarumanagara sampai dengan Masa Kolonial Belanda. Kursus Sejarah Sunda diselenggarakan oleh Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan Universitas Padjadjaran

Seapul Anwar, ( Tanpa Tahun ). Sejarah Berdirinya Kerajaan Banten. Jurusan Ilmu Hadits Fakultas Usuludin dan Adab Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanudin Banten

More on this topic

Comments

Advertisment

Popular stories