Nalar – Arkeologi Indonesia, Indonesia, dengan kekayaan sejarahnya yang beragam, memiliki banyak kerajaan yang tersebar di seluruh nusantara. Salah satu kerajaan yang menarik untuk diulas adalah Kerajaan Tanralili. Meski tidak sepopuler Majapahit atau Sriwijaya, Kerajaan Tanralili menyimpan jejak sejarah yang unik dan menarik untuk ditelusuri.
Sejarah Singkat Kerajaan Tanralili
Kerajaan Tanralili adalah salah satu kerajaan yang pernah berdiri di Sulawesi Selatan. Berdiri pada abad ke-15, kerajaan ini memainkan peran penting dalam sejarah dan perkembangan budaya di wilayah tersebut. Berdirinya tidak terlepas dari pengaruh besar Kerajaan Gowa dan Tallo. Dua kerajaan besar yang menguasai wilayah Sulawesi Selatan pada masa itu. Wilayah ini awalnya adalah sebuah wilayah kecil yang bernaung di bawah Kerajaan Gowa. Namun, seiring berjalannya waktu, wilayah ini berkembang dan membentuk kekuasaannya sendiri. Raja-raja Tanralili dikenal memiliki hubungan yang erat dengan penguasa Gowa dan Tallo, seringkali berkolaborasi dalam menangani ancaman dari luar.
Berbicara mengenai kerajaan ini tidak terlepas dari Kerajaan yang berpengaruh di dataran Sulawesi Selatan. Berdiri di kabupaten maros, Kerajaan Tanralili merupakan kerajaan terbesar kedua dalam jajaran Toddo Limayya ri Marusu. Kekuasaannya meliputi 40 buah kampung dengan pusat pemerintahan awal berada di Masale. Selanjutnya dipindahkan ke Ammarang saat pemerintahan raja Tanralili ke-VI. Wilayah Tanralili didiami oleh kelompok masyarakat yang terkenal memiliki tempramen dan watak yang keras dan mudah tersinggung. Sehingga daerah itu dinamakan tenrilili (tanralili) yang berarti “tak dapat di tundukkan”.
Kejayaan dan Pengaruh Budaya Kerajaan Tanralili
Masa kejayaannya terjadi pada abad ke-16 hingga ke-17, di mana mereka berhasil mengembangkan perekonomian dan budaya mereka. Perdagangan adalah salah satu aspek penting yang mendorong kejayaan kerajaan ini. Lokasinya yang strategis membuat Tanralili menjadi pusat perdagangan yang ramai, menarik para pedagang dari berbagai penjuru nusantara dan mancanegara. Budaya Kerajaan Tanralili dipengaruhi oleh campuran budaya lokal dan pengaruh luar. Seni ukir, tari-tarian, dan musik tradisional berkembang pesat pada masa ini. Kerajaan Tanralili juga dikenal dengan sistem pemerintahan yang teratur dan hukum adat yang kuat. Menjadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari masyarakatnya.
Kemunduran dan Akhir Kerajaan
Seperti banyak kerajaan di Nusantara, Kerajaan Tanralili mengalami kemunduran pada abad ke-18. Serangkaian konflik internal dan tekanan dari kerajaan-kerajaan besar di sekitarnya mencakup kekuatan Tanralili. Pada akhirnya, kerajaan ini takluk dan wilayahnya diintegrasikan ke dalam kekuasaan Kerajaan Gowa dan Tallo. Meski Kerajaan Tanralili tidak lagi berdiri, jejak-jejak sejarahnya masih bisa ditemukan hingga kini. Beberapa situs arkeologi dan peninggalan budaya yang masih tersisa, memberikan gambaran tentang kejayaan masa lalu Tanralili.
Salah satu jejak peninggalannya yang masih bisa ditemui hingga saat ini adalah Makam Daengta Tanralili yang terletak di Dusun Masale, Desa Tompobulu, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros Sulawesi Selatan. Secara astronomis berada di 119°40’48,02 Bujur Timur dan 5°8’44,05’’ Lintang Selatan. Makam Daengta Tanralili terletak di Perkebunan warga dan dikelilingi dengan persawahan serta vegetasi sekitarnya seperti pohon bambu, pohon jati dan pohon cendana. Situs ini dapat diakses menggunakan roda empat dan roda dua melewati jalan pengerasan dan dilanjutkan berjalan kaki sekitar 200 meter menuju situs.
Pada Situs ini terdapat dua temuan arkeologis berupa makam tua dan yang satu diantaranya diyakini sebagai makam raja kedua Tanralili atau masyarakat setempat menyebutnya, Daengta Tanralili. Berdasarkan hasil pengukuran Makam Daengta Tanralili berukuran tinggi 142 cm, lebar gunungan 82 cm, dan nisan berukuran tinggi 17 cm dengan orientasi makam utara-selatan. Makam ini dikunjungi oleh Masyarakat setempat dan melakukan ritual dengan menggunakan Dupa yang ditemukan di atas jirat.
Warisan dan Pentingnya Pelestarian
Warisan Kerajaan Tanralili memberi kita pelajaran berharga tentang kekayaan budaya dan sejarah Indonesia. Pelestarian situs-situs bersejarah dan peninggalan budaya menjadi sangat penting agar generasi mendatang dapat memahami dan menghargai sejarah bangsa ini.
Mengulik kembali sejarah Kerajaan Tanralili bukan hanya sekedar mengenang masa lalu, tetapi juga sebagai upaya untuk menginspirasi dan membangun identitas budaya yang kuat. Setiap jejak sejarah yang ditemukan adalah potongan puzzle yang membantu kita memahami betapa kaya dan beragamnya sejarah bangsa Indonesia.