Penelitian yang membuka data baru terkait teknologi alat batu yang pernah ditemukan di Eurasia terutama di Asia Timur. Alat batu yang berusia 1,1 juta tahun yang lalu, kembali ditemukan di Situs Cenjiawan yang terletak di Lembah Nihewan, Tiongkok. Dong-Dong Ma dkk, menyebut jika temuan yang diperoleh memiliki pola pembuatan yang sama dengan teknologi yang banyak ditemukan pada Budaya Acheulean di Afrika. Hasil penelitian ini juga menggambarkan adanya strategi hidup yang berbeda akibat pengaruh bahan baku dan lingkungan di wilayah tersebut.
Lembah Nihewan
Lembah ini menjadi area ditemukannya penemuan teknologi tersebut. Lembah ini berada 150 km di sebelah barat Beijing, di antara dataran tinggi Mongolia dan dataran Cina Utara. Wilayah in dialiri oleh dua sungai besar yaitu Sungai Sanggan dan Sungai Huliu yang kemungkinan menjadi sumber kehidupan bagi makhluk hidup di area tersebut. Penelitian Paleontologi yang terus berlanjut dan temuan ratusan situs arkeologi menjadikan lembah ini begitu terkenal. Situs-situs tersebut dilabeli sebagai kumpulan situs Paleolitik yang berada di luar Afrika. Selain Situs Cenjiawan, situs tertua lainnya yang berada di area tersebut di antaranya Majuangou, Xiaochangliang, dan berbagai situs Paleolitik lainnya.
Situs Cenjiawan
Lokasi situs ini pertama kali ditemukan pada tahun 1984. Selama penggalian, fenomena teknologi berupa alat batu masih terbilang sebuah temuan yang biasa saja. Namun rentetan penelitian yang kerap dilakukan, memunculkan sebuah kecenderungan berupa serpihan batu inti yang memiliki pola pengerjaan yang unik. Dengan begitu, temuan tersebut menjadi penanda kuat jika tempat ini kemungkinan merupakan situs yang ada sejak fase pleistosen bawah.
Penggalian yang dilakukan sejak tahun 1984 hingga 2019, juga berhasil menemukan kumpulan pecahan tulang binatang. Diketahui, tulang tersebut berasal dari jenis burung dan beberapa hewan vertebrata seperti gajah, anjing, dan beberapa hewan lainnya. Dari kumpulan tulang tersebut, dua di antaranya ditemukan bekas sayatan dan tiga pecahan lainnya terdapat bekas pukulan. Temuan tersebut kemungkinan memiliki kaitan yang erat dengan alat batu yang juga banyak ditemukan di situs tersebut.
Alat Batu di Situs Cenjiawan
Analisis yang dilakukan dengan mengelompokkan jenis bahan dan bentuk serpihan, berhasil memunculkan sebuah karakteristik tertentu. Pada tahapan analisis, penelitian ini menggunakan sistem repatriasi atau pemilihan bentuk dari bahan yang digunakan dalam proses pembuatan alat batu.
Berbeda dengan budaya Archeulian di Africa, di situs ini tidak memiliki serpihan alat batu besar. Melainkan ditemui serpihan yang dikerjakan secara acak dan menghasilkan potongan-potongan yang lebih kecil. Maka dari itu, kumpulan alat batu yang ditemukan sangat perlu dipertimbangkan kehadirannya. Kronologi usia yang sebelumnya hanya berumur sekitar 800 tahun yang lalu, kini berubah sekitar 1,1 juta tahun yang lalu. Hal tersebut semakin memperkuat kedudukan Asia Timur dalam penelitian yang mengkaji kemampuan manusia dalam menciptakan teknologi.