Nalar, Nationalarchaeology.com – Perkembangan hidup saat ini sangatlah pesat, terkadang kita hampir melupakan kehidupan yang pernah berlangsung pada masa lampau. Terutama kehidupan yang berlangsung puluhan, ratusan, ribuan, bahkan jutaan tahun yang lalu. Tentunya, banyak perbedaan dengan kehidupan yang tengah berlangsung saat ini. Baik dari segi lingkungan, teknologi, politik, maupun sosial budaya.
Beberapa jejak aktifitas peninggalan pada masa lampau masih dapat di jumpai dari sisa-sisa materi atau benda. Kita dapat menyaksikan dan dibuat terpukau dari ciri maupun keunikan yang dimiliki masing-masing benda tersebut.
Salah satu disiplin ilmu yang fokus mengkaji hal tersebut ialah ilmu arkeologi. Seperti yang diketahui, arkeologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari mengenai kehidupan pada masa lalu dari benda-benda yang ditinggalkan. Dari situ, ragam jejak aktifitas manusia serta teka-teki kehidupan pada masa lampau dapat diketahui.
Bukti Jejak Aktifitas Manusia Masa Prasejarah
Masa prasejarah merupakan titik awal terjadinya rentetan peristiwa kehidupan manusia. Mulai dari Hominid pada masa plestosen, hingga lahirnya teknologi dari yang sederhana sampai kompleks, merupakan perubahan pola kehidupan dan kondisi lingkungan, serta lahirnya tradisi yang kiranya masih berlangsung hingga saat ini.
Dari serangkaian penelitian yang telah dilakukan, diperoleh beberapa jejak aktifitas atau tinggalan benda-benda yang memberikan gambaran pada masa tersebut.
Berdasarkan pembagiannya, masa prasejarah dibedakan menurut teknologi dan kehidupan sosial-ekonomi (mata Pencaharian). Namun yang lazim dikenal ialah pada masa Paleolitik, Mesolitik, Neolitik, dan Paleometalik.
- Masa Paleolitik: Hasil budaya yang dapat dijumpai yaitu alat batu diantaranya kapak perimbas (chopper), kapak penetak (chopping-tool), kapak genggam (hand-axe) dan lain-lain.
- Masa Mesolotik: Temuan yang dapat ditemukan terdiri dari serpih-bilah (pisau, serut, lancipan, mata panah, dan mikrolit), serta alat tulang berupa sudip dan lancipan.
- Revolusi Neolitik, dijumpai alat upam seperti beliung persegi, kapak lonjong, mata panah, alat pemukul kulit kayu, gerabah, perhiasan berupa gelang dari batu, kerang, serta lukisan dinding gua
- Masa Paleometalik atau zaman logam, dimana telah ditemukan peralatan dari logam maupun besi yang terdiri dari, nekara, bejana, mata kapak, mata pisau, mata sabit, mata tembilang, mata pedang, mata tombak, dan gelang besi.
Lahirnya konsep kepercayaan pada masa Neolitik yang kemudian berlanjut pada masa Paleometalik juga meninggalkan sebuah bangunan Megalitik atau bangunan yang tersusun dari batu besar seperti menhir, dolmen, undak batu, sarkofagus, kalamba, waruga, lumpang batu, ataupun batu dakon
Jurnal Sejarah dan Budaya “Prasejarah Indonesia: Tinjauan Kronologi dan Morfologi
Peninggalan Sejarah dan Budaya Masa Lampau
Beralih ke periode Hindu-Budha. Periode yang ditandai dengan munculnya kerajaan-kerajaan kuno di Indonesia pada abad ke 4-5 M, dan berakhir pada awal abad ke-16 M. Kerajaan-kerajaan tersebut yaitu, kerajaan Sriwijaya di Sumatra Selatan dan jambi, kerajaan Majapahit di Jawa Timur, kerajaan Sunda di Jawa Barat, dan beberapa kerajaan lainnya. Setiap kerajaan lahir, tumbuh, dan runtuh diwaktu yang berbeda. Akan tetapi, tidak dipungkiri terdapat keterkaitan antara satu kerajaan dengan kerajaaan lainnya. Maka dari itu, beberapa benda yang bercorak Hindu-Budha diantaranya, candi, prasasti, arca, dan tembikar atau keramik (Nastiti, 2014).
Bersamaan dengan itu, Marwoto dalam tulisannya yang berjudul “Ragam Hias pada Peninggalan Masa Islam di Pesisir Pantai Utara Jawa Tengah : Sebuah Kajian Fungsi dan Makna” dituliskan bahwa kedatangan Islam di Nusantara mulai terkuak pada awal abad ke-7, meskipun kerajaan islam pertama baru terbentuk pada awal abad ke-13. Proses masuknya disinyalir kuat melalui proses perdagangan, sebagaimana dicatat dalam berita Cina pada tahun 674 M. Adapun peninggalan yang bercorak Islam yang kerap dijumpai yaitu masjid, istana kerajaan, makam, serta seni kaligrafi.
Jejak Aktifitas Zaman Kolonial
Melangkah ke masa kolonial, masa yang seolah-olah menjadi memori pahit bagi bangsa Indonesia, alih-alih menjadi spirit sekaligus referensi untuk bangkit dan membangun bangsa ini. Oleh karena itu, tak ayal beberapa tinggalan pada masa tersebut dapat dijumpai dengan corak kekhasan dan unsur kebarat-baratan. Sisa-sisa materinya berupa benteng, kantor pemerintahan, rumah tinggal, pabrik, dan bangunan religi.
Secara umum, itulah beberapa bukti materil yang dibutuhkan dan sangat berguna pada tiap masanya. Selanjutnya mungkin semua benda yang bisa dijumpai saat ini, kelak akan menjadi sisa-sisa ataupun bukti peradaban di zaman modern ini. Apapun ilmu, kajian, perspektif, pendekatan, dan metode yang digunakan, tentunya akan diperoleh informasi dari sebuah benda tersebut. Disisi lain, secara tidak langsung tersirat pesan bahwa dari setiap benda pasti memiliki makna ataupun informasi tertentu. Sekali lagi, seruan untuk bersama-sama mempelajari, memahami, menghargai, dan menjaga tinggalan pada masa lalu. Bagaimanapun kita dapat merefleksi kehidupan melalui benda-benda tersebut.