Nalar-Nationalarchaeology.com-Arca Menhir, Rampi-Arkeologi Indonesia- Sungguh pengalaman yang sangat mengesankan. Mengunjungi salah satu daerah yang terisolir, berada di sebuah lembah, dan dikelilingi bukit-bukit maupun area pegunungan yang tinggi menjulang. Kabupaten “Luwu Utara”, menjadi satuan wilayah yang mencakup daerah tersebut. Kabupaten ini tepat berada di bagian utara provinsi Sulawesi Selatan. Dalam pecahan yang lebih kecil, di Luwu Utara terdapat salah satu kecamatan yang kemudian dikenal dengan sebutan “Rampi”.
Namun yang tak kalah berkesan tentunya perjalanan menuju Kecamatan Rampi ini. Jaraknya yang jauh dari ibu kota kabupaten, serta aksesnya yang tidak karuan sungguh menjadi tantangan yang luar biasa. Terlebih dahulu kita harus melewati jalanan lokal yang sebagian besar belum tersentuh pengerjaan sama sekali (Misalnya pengaspalan ataupun pengecoran). Belum lagi, kondisi medan yang curam, terjal, berbatu, dan licin semakin memacu adrenalin saat perjalanan. Oleh karena itu, jika hendak menuju daerah ini, diperlukan kehati-hatian. Perlu menggunakan kendaraan roda dua yang telah dimodifikasi, dan tentunya ditemani oleh driver yang begitu handal nan gesit dalam berkendara.
Namun anda tak perlu risau, untuk saat ini telah ada alternatif lain ketika ingin mengakses daerah tersebut. Selain menggunakan jalur darat, jalur lain yang digunakan yaitu jalur udara. Dengan menggunakan jalur ini tentu lebih efisien. Waktu tempuh yang begitu cepat serta sensasi yang dirasakan berbeda dibanding menempuh jalur darat. Kita tidak lagi khawatir tentang kondisi medan dan memikirkan seberapa jauh lagi perjalanan yang akan ditempuh. Dengan jalur ini, kurang dari sejam, tibalah anda dengan menggunakan pesawat kargo.
Tentu ini adalah perkembangan dari sisi moda transportasi. Kini hadir di Kecamatan Rampi semakin meningkatkan mobilitas sosial maupun ekonomi di daerah ini. Namun dibalik itu, berdasarkan peninjauan penulis saat berkunjung ke sana, Rampi memiliki sebuah tinggalan budaya yang begitu menarik. Kami menjumpai sebuah benda yang cukup menyita perhatian dan tersebar di pelosok daerah ini.
Lembah Arca Menhir
Benda itu disebut dengan “Arca Menhir”. Benda ini layaknya sebuah patung dengan tampilan sederhana dan sekilas berbentuk figur manusia (Prasetyo, 2015). Jika diamati, benda tersebut dilengkapi dengan ornamen-ornamen tubuh manusia. Ornamen ini menunjukkan seperti bagian kepala, lingkaran mata, hidung, kuping, bagian badan, bahkan alat kelamin.
Kehadiran arca di daerah ini dapat dilihat di beberapa titik tertentu. Data yang diperoleh dalam tulisan yang berjudul “Situs Rampi: Masa Persebaran Arca Menhir Dan Hubungannya Dengan Wilayah Situs Terdekat”. Fakhri (2016) dalam tulisannya tersebut menyebutkan arca menhir terdapat di empat lokasi. Di antaranya Situs Timo’oni 1, Timo’oni 2, Kontara, dan Batu Barani. Masing-masing arca menhir tersebut berada dalam wilayah adat Rampi namun berbeda secara administrasi wilayah. Kalau situs Timo’oni 1 dan 2 berada di Dusun Mohale, Desa Onondowa. Sedangkan situs Kontara terletak di Dusun Pongtara, Desa Dodolo. Sementara Situs Batu Barani berada di Dusun Lumbu rampi, Desa Rampi.
Selain itu, kondisi lingkungan ditemukannya arca menhir di Kecamatan Rampi juga berbeda-beda. Ada yang ditemukan di sebuah lembah yang tertutupi semak belukar. Ditemukan di tepi jalan yang menghubungkan antara Desa Onondowa dan Desa Dodolo, bahkan ada yang berada di tengah-tengah hutan. Akan tetapi dari ciri yang terlihat, arca menhir yang tersebar di Kecamatan Rampi tampak menunjukkan kesamaan di bagian atribut. Perbedaan ini mencirikan sebagai figur manusia (Antromorfis). Arca menhir tersebut tampak memiliki bagian kepala yang berbentuk oval. Garis melengkung sebagai pembatas kening dan membentuk menyerupai bagian hidung, memiliki bagian mata, serta bagian kuping. Sementara atribut lainnya seperti tonjolan pada bagian badan maupun di kepala. Selain itu, kemiringan arca serta hubungannya dengan tinggalan budaya lainnya. Hal itu tentu menjadi ciri tersendiri sekaligus pembeda dari keempat arca menhir di daerah ini.
Peruntukan Arca Menhir
Adapun kisaran umur sebagaimana hasil pengukuran yang telah dilakukan oleh tim penelitian Pusat Penelitian Arkeologi Nasional. Arca menhir tersebut menunjukkan jika telah hadir sejak abad 2-3 masehi. Tak hanya itu, diduga benda tersebut dibuat dengan bantuan alat logam. Lalu didesain secara sederhana, dan disertai dengan pembagian kerja yang teratur. Desain ini juga mempermudah dalam memperoleh batuan yang digunakan sebagai bahan dalam pembuatan arca menhir.
Kemudian dari hasil pengamatan dengan mengacu pada keletakan dan kondisi dari tiap arca menhir. Dapat menunujukkan bahwa tidak ada hal-hal yang berkaitan dengan aspek religi. Fenomena tersebut tentunya merupakan sebuah hal yang berbeda, dimana umumnya arca menhir. Menurut Haris Sukendar dalam (Prasetyo, 2015), menyebut bahwa peruntukan arca menhir biasanya sebagai bentuk penghormatan terhadap nenek moyang.
Keberadaan arca menhir tidak hanya ditemukan di Kecamatan Rampi, Sulawesi Selatan. Tetap, juga ditemukan di Lembah Bada dan Lembah Besoa Sulawesi Tengah. Pulau Sumatera di temukan di provinsi Sumatera Utara tepatnya di Nias dan Simalungun. Serta Pulau Jawa yang terdiri dari Tenjo, Labur, Kwadungan, dan beberapa situs lainnya di Pulau Jawa. Dengan begitu, dapat kita saksikan bahwa benda tersebut bagaikan salah satu keajaiban dunia. Betapa mencengangkannya, itu juga ditemukan di salah satu daerah yang begitu sulit umtuk diakses. Tinggalan ini juga sekaligus menjadi penanda budaya yang telah berlangsung di daerah tersebut (Rampi).
Referensi
Fakhri. (2016, June). Situs Rampi: Masa Persebaran Arca Menhir Dan Hubungannya Dengan Wilayah Situs Terdekat. Jurnal Walennae, Volume 14, Nomor 1, pp. 23-36.
Fakhri, Mulyadi, Y., Suryatman, Makkaraka, I. A., Hamrullah, Ikram, M., . . . Alif, M. (2019). Rumah Peradaban Seko dan Rampi. Makassar: Balai Arkeologi Sulawesi Selatan.
Prasetyo, B. (2015). Megalitik, Fenomena Yang Berkembang Di Indonesia. Yogyakarta: Galangpress.