Mengulik Budaya Megalitik di Bantaeng dan Makna Sosialnya

Related Articles

Arkeologi Indonesia – Budaya megalitik bukanlah sekadar kumpulan tinggalan budaya fisik atau artefak semata. Melainkan merupakan kumpulan data arkeologi yang mencakup teknologi, sosial, dan religius. Kabupaten Bantaeng merupakan daerah yang masih melestarikan budaya megalitik sejak dahulu kala hingga saat ini. Tercatat ada beberapa situs megalitik di kawasan ini, empat diantaranya merupakan situs-situs utama.

Tradisi yang masih berlangsung di Situs Megalitik Bantaeng

Salah satu bagian dari kami melakukan penelitian untuk mengungkap kebudayaan megalitik di wilayah ini. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengungkapkan rahasia di balik warisan megalitik ini. Selain itu menggali hubungan yang mengikat beragam situs megalitik di wilayah Bantaeng.

Dalam upaya ini, berbagai metode digunakan, mulai dari studi literatur hingga penelitian lapangan yang membahas bentuk, fungsi, dan konteks megalitik. Data arkeologis tersebut disandingkan dengan lontaraq’ dan mitos yang beredar di masyarakat Bantaeng saat ini. Selanjutnya data tersebut di diskusikan dengan pendekatan sosial. Salah satunya ialah teori struktural-fungsional memberikan cara pandang ini secara lebih mendalam terhadap tinggalan megalitik.

Penelitian dilakukan di beberapa situs, seperti Situs Sinowa, Onto, Gantarang Keke, dan Lembang Gantarang Keke. Dalam penelitian ini, ditemukan 27 temuan budaya, dan dikelompokkan menjadi lima jenis, termasuk batu pemujaan, lumpang, dakon, altar, dan temu gelang. Penemuan yang menarik adalah bahwa meskipun beberapa tinggalan memiliki bentuk serupa, mereka sering kali memiliki fungsi yang berbeda. Di beberapa kasus, bentuk yang berbeda dapat ditemukan antara situs yang berbeda, tetapi fungsi mereka tetap sama. Terlebih lagi, temuan megalitik dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu profan dan sakral.

Relasi Budaya dari Situs-Situs Megalitik

Lumpang Batu, salah satu peninggalan budaya megalitik

Relasi antar-situs megalitik di Bantaeng ternyata sangat terkait dengan keberadaan To Manurung. Hal ini tercermin dalam mitologi, norma sosial, dan tradisi lokal serta garis keturunannya. Sosok tersebut yang meyatukan berbagai perbedaan pandangan kerajaan-kerajaan kecil berada dalam satu naungan dalam Kerajaan Bantaeng.

Budaya megalitik Bantaeng tidak hanya merupakan peninggalan masa lalu semata. Tetapi juga jendela untuk membuka tabir pengetahuan terhadap kebudayaan masa lampau. Memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang peradaban kuno yang telah ada selama berabad-abad.

Lebih lanjut, hasil kajian ini dapat dibaca di pranala di bawah ini dengan mengklik teks yang ada

Relationship of Megalithic Sites in Bantaeng Regency (A Structural-Functional Approach)

More on this topic

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Advertisment

Popular stories